Beberapa dari kita mungkin pernah mendengarkan kalimat ini, “ Orang kaya menjadi semakin kaya, dan orang miskin akan semakin miskin.”. Menurut databox kata data, 1% orang terkaya Indonesia menguasai 46% kekayaan penduduk. Jika dinilai sekilas, maka rasanya tidak adil walaupun ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Banyak orang yang kesulitan secara keuangan karena penghasilannya tidak cukup, dan bergantung pada satu utang ke utang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lalu apakah kita harus kaya supaya kita merasa bahagia? Apakah kesejahteraan hanya selalu bergantung pada uang? Untuk mengetahui jawabannya, ada baiknya kita mengerti pola pikir orang-orang yang memilih bebas secara finansial atau sering disebut dengan financial freedom.
Apakah Financial Freedom itu?
Kebebasan tanpa aturan hanya akan mendatangkan tindakan anarki dan berujung pada kesengsaraan. Hal ini juga berlaku dalam aspek keuangan. Bebas secara finansial bukan berarti kita bisa bertindak semaunya tanpa memperdulikan aturan yang berlaku dalam pengaturan keuangan pribadi kita. Financial freedom atau sering disebut dengan kestabilan keuangan adalah kondisi dimana kita sudah bisa merasa tenang atau tidak perlu khawatir lagi dengan resiko yang akan terjadi dimasa depan, karena kita sudah mempersiapkannya di masa kini.
6 Langkah Mencapai Financial Freedom
Semua orang pasti pernah gagal atau melakukan kesalahan dalam mengatur keuangan. Hal ini bisa terjadi karena berbagai hal. Tidak peduli berapa usia kita, sekarang adalah saatnya untuk bangkit menuju jalan supaya kita cerdas secara finansial untuk mencapai kestabilan keuangan.
1.Memiliki penghasilan utama dan selalu bertumbuh

Baik bekerja untuk orang lain, maupun memiliki usaha adalah sama baiknya. Yang penting, penghasilan kita bisa memenuhi kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Selalu ingat untuk bertumbuh, salah satu caranya adalah dengan upgrade skill karena hal ini berdampak baik pada meningkatnya penghasilan kita.
2. Membuat list kebutuhan dan keinginan
Memahami diri adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan sehingga kita bisa membuat prioritas dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Tiap orang pasti memiliki latar belakang, tantangan, dan tujuan hidup yang berbeda-beda. Tentukan gaya hidup yang cocok untuk kita, tidak harus sama dengan individu lain. Orang yang bekerja sebagai video editor, menganggap laptop dengan spesifikasi teknologi canggih sebagai kebutuhan, namun orang yang kesehariannya sebagai akuntan, menganggap kebutuhan laptop standar sudah cukup untuk dirinya.
3. Memiliki dana darurat
Beberapa ahli keuangan berpendapat ada baiknya kita memiliki dana darurat 6 kali dari pengeluaran kita setiap bulannya. Namun, setelah kejadian pandemi, banyak orang berpendapat pentingnya untuk mempunyai dana darurat 24 kali dari pengeluaran tiap bulannya.Tentunya hal ini sangat sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, langkah mudahnya adalah dengan memulai dari nominal atau porsi terkecil, berapapun itu. Membiasakan diri untuk rutin mengalokasikan 1 sampai 5 % untuk dana darurat adalah jalan yang mungkin bisa ditempuh.
4. Memiliki penghasilan tambahan
Jika masih mempunyai potensi dan waktu yang cukup, ada baiknya kita memiliki penghasilan tambahan diluar penghasilan utama kita. Bekerja sampingan sebagai freelancer, berjualan, atau berkarya melalui media sosial adalah salah satu contoh yang bisa dilakukan. Pastikan dalam pencarian penghasilan tambahan, jangan sampai mengganggu fisik dan konsentrasi kita di pekerjaan utama.
5. Memahami literasi keuangan
Saat ini banyak sumber yang bisa dipelajari dalam mengatur keuangan, baik dari buku, video, maupun pelatihan bersama ahlinya. Namun, langkah nyatanya adalah pada tindakan kita, memulai dengan mendapatkan penghasilan, melunasi hutang, lalu memiliki dana cadangan, kemudian belajar berinvestasi bisa melalui saham, obligasi, surat berharga, properti adalah hal yang patut untuk dicoba. Hal ini membutuhkan pengkajian yang lebih dalam, apakah jenis investasi ini cocok untuk kita atau tidak, tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti semua instrumen investasi. Pastikan kita juga mengetahui berapa porsi dana yang harus dialokasikan jika kita memilih instrumen investasi tersebut.
6. Memahami resiko setiap pengaturan keuangan
Semua pekerjaan pasti memiliki resiko. Jika penyakit melanda, kita sudah memiliki asuransi yang bisa mengcover. Jika harus keluar dari pekerjaan atau pensiun, kita sudah memiliki dana darurat dan dana pensiun. Dalam keuangan, ada istilah “high risk high return, low risk low return”. Dalam memilih instrumen investasi, pastikan kita sudah menghitung terlebih dahulu resiko atau kerugian apa yang akan anda hadapi.
Artikel lainnya : 4 Tips Anti Rugi Memilih Asuransi Unit Link
Kebebasan finansial sering dinilai sebagai mitos, karena tidak didasari rasa tanggung jawab dalam mengambil keputusan keuangan. Pada kenyataannya, financial freedom justru membuat kita terikat untuk mendisiplinkan diri dalam mengatur keuangan pribadi. Belajar konsisten untuk mendapatkan dana dan mengalokasikannya untuk kebutuhan hidup, dana darurat, dana pensiun, asuransi dan investasi. Tentu saja hal ini bukan hanya tentang uang tapi tentang pribadi manusia dan pola pikirnya dalam mengatur keuangan. Untuk mencapai kebebasan finansial tiap individu pasti membutuhkan waktu, tidak instan.
Jika kamu menyukai artikel ini, jangan lupa share ya !