Reksadana termasuk sebagai salah satu instrumen investasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Itu karena return atau imbal hasil yang ditawarkan cukup tinggi, bisa lebih dari 20% dalam setahun. Dimana reksadana ini secara umum terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan portofolio investasinya.
Dan reksadana pendapatan tetap (RDPT) adalah yang cocok dipilih bagi anda yang ingin berinvestasi pada produk pasar modal, namun berharap terhindar dari risiko tinggi. Sebab RDPT punya tingkat risiko menengah, yang lebih rendah bila dibandingkan dengan reksadana saham. Lebih lanjut, yuk simak penjelasannya berikut.
Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?
Sesuai dengan namanya, reksadana ini sebagian besar dialokasikan pada instrumen keuangan yang menghasilkan pendapatan tetap. Investasi setidaknya dilakukan paling sedikit 80% dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek bersifat utang, seperti surat utang atau obligasi.
Hasil investasi atau return dari RDPT ini sifatnya pasti dan rutin, bisa sebulan sekali atau tiga bulan sekali sesuai dengan ketetapan dari penerbit surat utang. Selain itu, ada pula potensi capital gain atau selisih antara harga jual dan harga beli obligasi.
Potensi keuntungannya rata-rata mampu mencapai 9% per tahun, sehingga cukup aman. Investasi seperti ini paling pas untuk jangka waktu 1-3 tahun, cocok bagi Anda yang mempunyai profil risiko investasi konservatif atau cari aman.
Jenis Investasi
1.Obligasi Korporasi
Mayoritas aset reksadana pendapatan tetap diinvestasikan pada instrumen surat utang. Dimana jenis investasi yang dipilih dapat memiliki karakteristik serta risiko yang berbeda. Salah satu jenis investasinya ada obligasi korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta.
Obligasi ini umumnya punya risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Akan tetapi, potensi keuntungan yang ditawarkan dari obligasi korporasi juga cenderung lebih besar.
2. Obligasi Pemerintah
Jenis investasi RDPT yang umum dipilih adalah obligasi pemerintah, lantaran punya risiko yang lebih rendah dari jenis investasi lainnya. Contoh obligasi pemerintah yaitu SUN atau Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.
3. Sukuk
Sukuk disebut pula sebagai obligasi syariah. Ini adalah surat berharga jangka panjang yang diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Mekanisme investasinya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum Islam, dan dikendalikan oleh dewan syariah nasional serta kelegalannya sudah diakui dalam fatwa MUI.
4. Instrumen Pasar Uang
Sebagian kecil aset RDPT juga bisa diinvestasikan pada instrumen pasar uang untuk menjaga likuiditas, contohnya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan deposito. Pemilihan jenis investasi ini nantinya akan mempengaruhi potensi keuntungan yang dapat diperoleh. Jadi Anda sebagai investor perlu memahami karakteristiknya masing-masing sebelum berinvestasi.
Cara Menghitung Untung
Investasi RDPT mendatangkan berbagai peluang keuntungan tanpa harus mempunyai modal yang besar. Dimana sejumlah produk reksadana dapat dibeli dengan modal minimum Rp. 100.000 saja. Saat performanya bagus, Anda berpotensi mendapatkan keuntungan berlipat sehingga ada peningkatan modal yang bisa kembali. Apalagi ada sejumlah produk yang memberikan dividen untuk para investornya.
Selain itu, reksadana pendapatan tetap bukan termasuk objek pajak. Itu berarti keuntungan yang diperoleh ini nantinya akan menjadi milik Anda sepenuhnya. Jadi Anda hanya dikenakan biaya dari manajer investasi saja, tidak ada potongan pajak.
Sebagai contoh perhitungan untung RDPT, Anda berinvestasi sebesar Rp. 100.000 pada reksadana A dengan harga Rp. 1.000 per unit. Maka Anda akan mendapat unit penyertaan sebanyak 100 unit. Dua tahun kemudian, nilai aktiva bersih (NAB) reksadana A mengalami peningkatan menjadi Rp. 1.200 per unit.
Itu berarti keuntungan yang bisa Anda peroleh sebesar 100 unit x Rp. 1.200 = Rp. 120.000. Keuntungan reksadana dikurangi modal investasi berarti Rp. 120.000 – Rp. 100.000 = Rp. 20.000. Dengan begitu, Anda mendapat untung sebesar Rp. 20.000 atau sama dengan 20%. Semakin besar nilai investasi, maka akan semakin besar pula keuntungan yang bisa Anda peroleh.
Pelajari juga : Cara Mengetahui Untung dan Resiko Reksadana Pasar Uang
Risiko Berinvestasi
Meskipun punya banyak keuntungan, bukan berarti RDPT tidak memiliki risiko apapun. Sama halnya dengan instrumen investasi lainnya, jenis reksadana ini pun punya sejumlah risiko yang perlu Anda pahami. Seperti risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, karena nilai dari sebuah produk reksadana atau NAB tidak selalu naik.
Ada kalanya NAB juga dapat mengalami penurunan karena kondisi ekonomi atau kinerja perusahaan yang buruk. Jadi Anda tidak bisa memperoleh keuntungan dari investasi reksadana yang dilakukan.
Selain itu, investor harus menanggung sendiri risiko yang muncul dari produk investasi. Itu karena tidak adanya jaminan dari pemerintah, mengingat bahwa RDPT tidak menggunakan instrumen perbankan dalam pengelolaan dananya.
Risiko lainnya yaitu wanprestasi manajer investasi. Saat manajer investasi gagal mengelola dana yang sudah dihimpun dalam instrumen reksadana, maka investasi yang mempercayakan uang mereka juga akan mengalami kerugian. Jadi Anda perlu selektif saat memilih manajer investasi.
Demikian penjelasan singkat mengenai reksadana pendapatan tetap, yang menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati oleh banyak orang. Tertarik? Pastikan Anda sudah tahu risikonya terlebih dahulu dan pilih manajer investasi terpercaya sebelum memutuskan.