reksadana saham

Reksadana Saham, Jenis, Menghitung Untung dan Resikonya

Bagi investor, reksadana tentu sudah tidak asing lagi karena berfungsi sebagai media penghimpun dana dari pemodal untuk diinvestasikan. Ada beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito. Media investasi ini mudah digunakan siapapun termasuk pemula.

Namun, berinvestasi saham tidaklah mudah karena membutuhkan pengetahuan serta keahlian khusus yang tidak dimiliki semua investor. Sangat penting untuk mempelajari hal-hal dasarnya terlebih dahulu seperti reksadana saham, jenis, perhitungan dan resikonya seperti di bawah ini.

Cara Menghitung Keuntungan dan Resiko Reksadana Saham

Kenali Resiko dan Keuntungannya

Sebelum membahas lebih dalam mengenai reksadana saham, sangat penting untuk memahami artinya terlebih dahulu. Perlu diketahui bahwa reksadana saham tidak jauh beda dengan saham karena keduanya memiliki portofolio berupa saham. Portfolio inilah yang dikelola oleh manajer investasi dengan menjual serta membeli saham ketika harganya bagus.

Hasil dari investasi inilah selisih kenaikan atau turun harga jual beli saham. Namun, bedanya reksadana saham hanya dapat dilakukan pada saham perusahaan milik badan  hukum yang tercatat di bursa efek Indonesia atau luar negeri. Sehingga, tidak semua perusahaan dapat dibeli dengan reksadana saham.

Pastinya, ada return and risk atau untung dan rugi dari reksadana saham. Hal ini penting diketahui agar hasil investasinya maksimal. Seorang investor tidak boleh melihat dari satu sisi saja tetapi memperhitungkannya secara menyeluruh dan matang antara keduanya. Memang jenis reksadana ini menawarkan keuntungan yang besar tetapi ada juga kerugian yang besar jika tidak dapat memprediksinya.

Angka keuntungan dan kerugiannya pun bisa naik turun kapanpun dengan tajam. Akan tetapi, bukan berarti bahwa resiko menjadi penghalang dari berinvestasi saham. Asalkan dengan perencanaan keuangan yang baik, maka resiko dapat diminimalisir atau menjadi keuntungan yang berkali-kali lipat.

Nilai Kinerja Reksadana Saham

Mungkin anda penasaran bagaimana cara menilai kinerja reksadana saham yang tepat. Sebab, banyak laporan di media massa yang menunjukkan hasil menggiurkan. Sangat penting untuk mengevaluasi sesuai kinerja reksadana saham. Perlu dicatat bahwa jika menilainya dalam jangka pendek sekitar 1 tahun saja akan menjadi hal yang percuma.

Sebab, reksadana saham hanya dapat menunjukkan keuntungan setelah jangka panjang. Agar tidak terkecoh, kumpulkan beberapa data yang menunjukkan konsistensi kinerja dalam kurun waktu yang lama. Dikarenakan adanya batasan akses informasi, manajer investasi biasanya hanya memberikan review selama 5 tahun terakhir.

Hal tersebut jauh lebih baik daripada mengevaluasinya dalam jangka pendek selama 1 tahun saja. Sebelumnya, pastikan anda telah menentukan tujuan rencana keuangan yang tepat terlebih dahulu. Sebaiknya hindari tujuan demi mencari keuntungan karena investasi ini perlu jangka panjang. Investasi ini dianjurkan bagi anda yang siap akan rencana keuangan di atas 15 tahun.

Pahami Perhitungan Keuntungan dan Kerugian

Dalam menghitung keuntungan reksadana saham, anda perlu mengalikan jumlah unit penyertaan dengan harga reksadana terkini. Hitung selisih perhitungan tersebut dengan jumlah uang yang telah diinvestasikan. Jika angkanya positif, maka nilai investasi kemungkinan menghasilkan untung dan berlaku sebaliknya.

Misalnya, pada tanggal 1 April 2023, harga reksadana saham sebesar Rp. 2.600, dengan modal Rp. 13.000.000 berarti anda memiliki jumlah unit penyertaan 5000 unit. Lalu setahun tahun kemudian, pada tanggal 1 April 2024, harga reksadana saham menjadi Rp 2.900. Anda bisa mengalikan dengan harga reksadana kini berarti 5.000 unit x Rp 2.900  hasilnya Rp 14.500.000 Adapun jumlah investasi terkini dikurangi dengan jumlah modal investasi berarti hasilnya Rp. 1.5000.000

Jika dipersentasekan, maka keuntungannya sebesar 11,3 % selama setahun. Cara perhitungan keuntungan sama dengan perhitungan kerugian. Jika harga reksadananya lebih tinggi dari harga rata-rata, maka ada keuntungan yang diperoleh. Namun, jika harga terkininya lebih kecil, maka berpotensi kerugian saat reksadananya dijual.

Baca juga : Yuk, Kenali 6 Resiko Reksadana

Ketahui Cara Hitung Alokasi Dana

Perlu dicatat bahwa biasanya dana investasi yang dialokasikan minimal 80% di saham, maks 20% surat utang dan maks 20% di pasar uang. Dikarenakan alokasi dana ke saham lebih besar daripada jenis lainnya, reksadana saham dinilai lebih beresiko sehingga. Contohnya, anda mengalokasikan dana dari reksadana Bank A sebesar 99% saham dan 1% kas serta deposito. 

Dalam artian, sebagian besar dana masyarakat yang terkumpul dibeli oleh manajer investasi. Saham yang menjadi alokasi terbesar adalah Bank B, C, D, E dan F. jika saham yang dibeli Bank A mengalami kenaikan harga, maka harga saham yang dibeli manajer investasi tersebut turun.

NAB reksadana juga ikut turun dan saham mengalami kenaikan saat manajer investasi reksadana menerima pembayaran dividen dari saham yang dibeli manajer. Setelah penutupan Bursa Efek Indonesia, bank kustodian melakukan perhitungan NAB reksadana sesuai harga penutupan setiap saham yang dibeli oleh manajer investasi serta aset-aset lainnya.

Itulah penjelasan mengenai reksadana saham, menghitung keuntungan dan resikonya. Sebelum investasi, kenali rencana keuangan anda terlebih dahulu. Kemudian, nilai kinerja perusahaan terlebih dahulu dan jangan tergiur dengan media massa mengenai investasi dengan keuntungan yang besar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!